Praktik Terbaik untuk Menangani Data Pembayaran Pelanggan dengan Aman

Rayhan Nabhan Lukmansyah on Jun 16, 2025 in Information

Dalam dunia bisnis online, keamanan data pembayaran pelanggan menjadi aspek yang sangat penting. Dengan semakin tingginya angka transaksi digital di Indonesia, bisnis harus memastikan bahwa data pelanggan mereka terlindungi dari berbagai ancaman siber. Menangani data pembayaran dengan aman bukan hanya tentang kepatuhan terhadap peraturan, tetapi juga tentang menjaga kepercayaan pelanggan.

 

Mengapa Keamanan Data Pembayaran Sangat Penting?

Pelanggan mempercayakan bisnis kamu dengan informasi sensitif mereka seperti nomor kartu kredit, detail akun bank, dan data pribadi lainnya. Jika data ini jatuh ke tangan yang salah, risiko seperti pencurian identitas, penipuan transaksi, dan pelanggaran privasi bisa terjadi. Selain itu, insiden keamanan dapat merusak reputasi bisnis kamu dan mengurangi loyalitas pelanggan.

 

Data pelanggan yang paling rentan disalahgunakan oleh pihak ketiga biasanya mencakup informasi yang bersifat sensitif dan dapat digunakan untuk melakukan penipuan atau pencurian identitas. Berikut adalah beberapa jenis data pelanggan yang paling rentan:

 

  1. Informasi Kartu Pembayaran (Kartu Kredit/Debit)
  • Nomor Kartu Kredit/Debit (PAN – Primary Account Number)
  • Tanggal Kedaluwarsa
  • Kode Keamanan (CVV/CVC)
  • Nama Pemegang Kartu
  • Alamat Penagihan (Billing Address)

Data ini sering menjadi target utama dalam serangan penipuan online karena dapat langsung digunakan untuk melakukan transaksi tanpa izin.

 

  1. Informasi Pribadi yang Dapat Diidentifikasi (PII – Personally Identifiable Information)
  • Nama Lengkap
  • Alamat Email
  • Nomor Telepon
  • Alamat Rumah
  • Tanggal Lahir
  • Nomor Identifikasi Pribadi (seperti KTP atau Nomor Paspor)

 

Data ini dapat digunakan untuk pencurian identitas, yang kemudian digunakan untuk mengakses akun-akun penting atau melakukan penipuan.

 

  1. Data Login Akun
  • Username
  • Password
  • PIN (Personal Identification Number)
  • Pertanyaan Keamanan & Jawabannya

Jika data ini dicuri, pelaku dapat mengakses akun pelanggan secara ilegal (Account Takeover – ATO). Ini sering terjadi jika pelanggan menggunakan password yang sama di banyak situs.

 

  1. Data Transaksi
  • Riwayat Pembelian
  • Jumlah Transaksi
  • Metode Pembayaran yang Digunakan
  • Detail Bank atau E-wallet yang Terhubung

Penjahat siber dapat menggunakan data ini untuk melakukan profiling pelanggan dan menyusun strategi penipuan yang lebih efektif.

 

  1. Informasi Biometrik (Jika Digunakan)
  • Sidik Jari
  • Pemindaian Wajah
  • Penggunaan Suara

Meski lebih aman daripada password, data biometrik yang dicuri sulit untuk diganti dan bisa digunakan untuk membobol sistem yang menggunakannya.

 

  1. Data API atau Kunci Akses (Access Tokens)
  • API Keys
  • Session Tokens
  • OAuth Tokens

Data ini bisa digunakan oleh pelaku untuk mengakses aplikasi atau sistem tanpa otorisasi yang sah, terutama dalam transaksi otomatis atau aplikasi pihak ketiga.

 

Kenapa Data Ini Rentan?

  • Kurangnya Enkripsi: Data yang dikirimkan atau disimpan tanpa enkripsi dapat dengan mudah dicuri oleh pihak ketiga.
  • Penggunaan Password yang Lemah: Kombinasi password yang lemah atau penggunaan yang sama di banyak platform memudahkan peretas mengakses akun.
  • Phishing dan Serangan Malware: Teknik ini sering digunakan untuk mencuri informasi login atau detail kartu pembayaran.
  • Kurangnya Proses Verifikasi: Tanpa proses KYC/KYM yang ketat, pihak ketiga dapat menyamar sebagai pengguna sah untuk melakukan transaksi ilegal.

Praktik Terbaik untuk Menangani Data Pembayaran Pelanggan dengan Aman

  1. Menggunakan Sistem Pembayaran yang TerpercayaMemilih penyedia layanan pembayaran yang terpercaya dan memiliki standar keamanan yang ketat adalah langkah awal yang penting. Duitku, sebagai salah satu penyedia pembayaran terkemuka di Indonesia, menawarkan perlindungan menyeluruh dengan teknologi enkripsi terbaru dan proses verifikasi yang ketat untuk memastikan keamanan setiap transaksi.
  2. Mengimplementasikan Enkripsi DataEnkripsi adalah metode untuk mengamankan data dengan mengubahnya menjadi format yang hanya dapat dibaca oleh pihak yang memiliki kunci dekripsi. Selalu pastikan bahwa data pembayaran dienkripsi baik saat dikirimkan (in-transit) maupun saat disimpan (at-rest). Penggunaan protokol keamanan seperti SSL/TLS wajib diterapkan untuk melindungi data pelanggan.
  3. Menggunakan TokenisasiTokenisasi adalah proses mengganti data sensitif dengan token unik yang tidak dapat digunakan di luar sistem pembayaran tertentu. Ini membantu mengurangi risiko pencurian data karena token yang dicuri tidak akan memiliki nilai di luar sistem yang mengenalinya.
  4. Mematuhi Standar Kepatuhan Keamanan (PCI DSS)Pastikan bahwa bisnis kamu mengikuti standar keamanan data industri pembayaran, yaitu PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard). Ini mencakup langkah-langkah seperti mengamankan jaringan, melindungi data kartu, mengelola kerentanan sistem, dan mengontrol akses dengan ketat.
  5. Autentikasi Multi-Faktor (MFA)Menggunakan metode autentikasi multi-faktor dapat memberikan lapisan perlindungan tambahan bagi pelanggan. Dengan mengharuskan pengguna untuk memverifikasi identitas mereka melalui lebih dari satu cara (misalnya, kata sandi dan OTP), risiko akses tidak sah dapat diminimalkan.
  6. Memantau Transaksi Secara Real-TimeMenggunakan sistem pemantauan transaksi secara real-time membantu mengidentifikasi dan menghentikan aktivitas mencurigakan sebelum menyebabkan kerugian. Teknologi berbasis AI dan machine learning dapat membantu mendeteksi pola penipuan yang tidak biasa.
  7. Mengelola Akses Data dengan KetatHanya individu yang memiliki kepentingan bisnis tertentu yang seharusnya dapat mengakses data pembayaran pelanggan. Terapkan kontrol akses berbasis peran untuk memastikan bahwa hanya pihak yang berwenang yang memiliki akses ke informasi sensitif.
  8. Mendidik Pengguna dan KaryawanNyatanya, sebagian besar kegagalan keamanan terjadi karena human error. Baik melalui usaha phishing, social manipulation, dan banyak lainnya. Edukasi tentang keamanan data sangat penting, baik untuk pelanggan maupun karyawan. Berikan pelatihan rutin kepada karyawan mengenai praktik keamanan terbaik dan dorong pelanggan untuk selalu memverifikasi situs web atau aplikasi yang mereka gunakan.

 

 

Solusi Keamanan Data Pembayaran dengan Duitku

 

Dalam upaya melindungi data pembayaran pelanggan, Duitku menerapkan berbagai fitur keamanan di halaman pembayaran payment gateway Duitku yang dirancang untuk memberikan ketenangan bagi bisnis kamu:

 

Enkripsi Data Canggih: Duitku memastikan bahwa semua transaksi terenkripsi dengan standar keamanan tinggi untuk mencegah akses tidak sah.

Tokenisasi Data: Mengamankan informasi pembayaran dengan mengganti data sensitif dengan token yang tidak memiliki nilai di luar sistem pembayaran Duitku.

Compliance dengan PCI DSS: Duitku mengikuti standar keamanan yang ketat sesuai dengan PCI DSS untuk melindungi setiap transaksi.

Pemantauan Transaksi Real-Time: Menggunakan teknologi AI untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan dan mencegah penipuan secara efektif.

Autentikasi Multi-Faktor (MFA): Memberikan lapisan perlindungan tambahan untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang sah yang dapat mengakses akun mereka.

 

Halaman pembayaran Duitku telah menerapkan fitur keamanan ini. Namun, bagi pemilik website atau aplikasi online yang ingin menggunakan halaman pembayaran mereka atau memberikan pengalaman transaksi yang lebih personal, mereka dapat menghubungkan layanan Duitku secara white label.

Apa Itu White Label?

Dalam konteks pembayaran online, white label mengacu pada penggunaan sistem pembayaran yang dikembangkan oleh pihak ketiga (seperti Duitku) namun dikemas dengan branding dan antarmuka yang sepenuhnya milik bisnis kamu.

Dengan white labeling, pengguna tidak menyadari bahwa proses pembayaran difasilitasi oleh penyedia pihak ketiga karena seluruh pengalaman terjadi di dalam aplikasi atau situs web kamu.

Perbedaan Transaksi Kartu Kredit dengan Metode Pembayaran Lain

  • Virtual Account: Pembayaran dilakukan melalui bank (ATM, m-banking, internet banking), dan API yang dikirimkan hanyalah status pembayaran.
  • E-Wallet: Pembayaran dilakukan melalui aplikasi e-wallet (misalnya, OVO, Dana, GoPay), dan API yang dikirimkan hanyalah status pembayaran.
  • Retail: Pembayaran dilakukan melalui jaringan supermarket atau mini market, dan API yang dikirimkan hanyalah status pembayaran.
  • Pada transaksi kartu kredit, pembayaran dilakukan langsung di halaman pembayaran bisnis kamu. Oleh karena itu, risiko yang terkait lebih tinggi dibandingkan metode pembayaran lain yang mengalihkan pengguna ke platform eksternal untuk menyelesaikan transaksi.

Karena itu, untuk menggunakan white label pada transaksi kartu kredit, kamu harus memenuhi standar keamanan tambahan, yaitu Kepemilikan Sertifikat PCI-DSS (Payment Card Industry Data Security Standard).

PCI-DSS adalah standar keamanan global yang dirancang untuk melindungi data pemegang kartu kredit dan memastikan transaksi dilakukan secara aman. Bisnis yang ingin memproses pembayaran kartu kredit secara langsung harus memiliki sertifikasi PCI-DSS. Tanpa sertifikasi ini, data kartu kredit pelanggan bisa rentan terhadap pencurian dan penipuan. 

Opsi lainnya untuk platform yang ingin menerapkan sistem white label adalah dengan mengarahkan halaman pembayaran hanya untuk metode pembayaran tertentu yang lebih rentan seperti kartu kredit. 

Dengan memilih Duitku sebagai mitra pembayaran kamu, kamu dapat mengelola data pembayaran pelanggan dengan lebih aman dan terjamin. Jangan biarkan ancaman keamanan menghalangi pertumbuhan bisnis kamu!

Siap untuk transaksi pertama?
Hubungi customer service kami 24/7 atau daftar untuk mulai saat ini juga.