Pengertian Faktur dan Fungsinya Bagi Bisnis Kamu

Praktek jual beli tidak bisa dilepaskan dari atribut pembukuan, hal ini berkaitan dengan pembuktian atas terjadinya transaksi antara produsen dengan konsumen. Kesatuan lembaran data yang telah menjadi prosedur wajib tersebut terdiri dari surat jalan, invoice, faktur pajak dan faktur penjualan.
Faktur Penjualan misalnya, elemen ini ikut tercetak bersamaan dengan lembaran lainnya yang mengawal barang sampai ke tangan pembeli. Seperti apa penjelasannya? Simak rinciannya berikut ini.

Pengertian Faktur

Faktur adalah surat bukti terjadinya transaksi penjualan barang, yang memuat baik jumlah dan harga barang tersebut. Faktur dikeluarkan oleh penjual kepada pembeli, yang berfungsi sebagai bahan pertimbangan pembeli untuk meneliti barang-barang yang telah dibelinya.
Faktur diterbitkan sebagai tanda bukti yang tercipta atas pembelian atau penjualan secara kredit, dimana isinya mencantumkan jumlah penjualan dan perhitungan pembayaran kemudian.
Umumnya faktur dicetak dalam 3 rangkap yang terdiri dari:
  1. Salinan pertama berwarna putih untuk pembeli yang telah melunasi pembayaran;
  2. Salinan kedua disimpan penjual (untuk arsip bagian penjualan) setelah ditandatangani pembeli, sebagai sarana penagihan dikemudian hari; dan
  3. Salinan ketiga disimpan dalam buku faktur, sebagai laporan untuk bagian keuangan.
Pada beberapa perusahaan, faktur dirancang agar para konsumen mengembalikan potongan faktur yang berisi jumlah tagihan, atau yang disebut dengan slip pembayaran (remittance slip) bersamaan dengan lembar bukti pembayaran pelanggan.

Komponen Faktur

Dalam implementasi penggunaannya, faktur ada yang digabungkan dengan kuitansi yang kemudian dinamakan faktur berkuitansi, faktur berkuitansi ini cocok dipakai untuk penjualan tunai. Terdapat pula faktur tanpa kuitansi, yang dapat dipakai untuk penjualan tunai maupun kredit.
Berikut adalah komponen yang terdapat pada faktur:
  1. Nama Penjual;
  2. Alamat Penjual;
  3. Nomor Faktur;
  4. Nama Pembeli;
  5. Alamat Pembeli;
  6. Tanggal Pesanan;
  7. Termin Pembayaran;
  8. Deskripsi lengkap mengenai rincian barang berupa jenis barang, harga satuan barang, kuantitas barang;
  9. Jumlah harga (terbilang dan dalam angka);
  10. Termin pembayaran;
  11. Nomor rekening Bank penjual; dan
  12. Kolom tandatangan dan stempel.

Jenis-Jenis Faktur

  1. Faktur Proforma
  2. Faktur jenis ini umum dinamai dengan proforma invoice, dimana faktur ini bersifat free offer atau tentative mengenai komoditas yang diperjualbelikan, dengan kata lain harga yang disampaikan belum bersifat final. Sehingga pembeli dapat mengajukan negosiasi terhadap harga barang dan ongkos kirimnya.

  3. Faktur Dagang
  4. Faktur dagang atau commercial invoice adalah daftar rincian tentang keterangan barang yang dijual sesuai dengan kesepakatan transaksi. Isinya tidak jauh dari jumlah barang, harga, dan keterangan yang berkaitan dengan tarif, potongan, dan besar pajak yang menjadi beban dari pembeli.

  5. Faktur Konsuler
  6. Faktur konsuler diterbitkan dan ditandatangani oleh kedutaan atau konsulat dagang negara pembeli, dimana ketentuannya mengikuti regulasi dari masing-masing importir. Tujuan dari diterbitkannya faktur ini yakni perihal kesesuaian antara keterangan dan fisik barang dan menghindari indikasi dumping.

  7. Faktur Barang
  8. Merupakan surat penawaran yang berfungsi sebagai percontohan barang yang hendak ditawarkan (sample invoice), dan tanpa memuat nilai atau harga barang (free of charge).

  9. Faktur Konsinyasi
  10. Consignment invoice merupakan faktur untuk pengiriman barang konsinyasi dari pemilik barang kepada penerima titipan barang, faktur ini berfungsi sebagai daftar pengiriman barang dan bukan merupakan bukti jual beli. Kendati demikian, dokumen ini berguna sebagai pedoman dalam penjualan komoditas tersebut kepada pihak ketiga.

  11. Kuitansi
  12. Kuitansi atau receipt merupakan bukti pembayaran tentang barang yang dipesan dari supplier, yang memuat jumlah uang bernilai sama dengan faktur. Muatan dari kuitansi mencantumkan nama pembeli, dan nomor faktur yang menjadi dasar penerbitan kuitansi, dan kuitansi diberikan saat pembayaran dilakukan.

  13. Faktur Pabean
  14. Faktur ini diterbitkan dalam bentuk formulir khusus yang digunakan dalam lalu lintas barang dimana penetapannya sesuai dengan ketentuan masing-masing negara. Namun faktur pabean saat ini sangat jarang ditemui, hal itu dikarenakan demi memperlancar efektifitas dan efisiensi barang ekspor impor.

  15. Faktur Pajak
  16. Dokumen ini dapat dijadikan bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP atau Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan barang kena pajak atau penyerahan jasa kena pajak, atau bukti pungutan pajak barang impor. Faktur pajak dibedakan lagi menjadi faktur pajak standar, faktur pajak sederhana, dan masih banyak lainnya.

  17. Faktur Pajak Gabungan
  18. Faktur pajak gabungan merupakan gabungan dari semua penyerahan barang atau jasa kena pajak yang terjadi dalam satu bulan (takwim) kepada pembeli yang sama.

  19. Provisional Invoice
  20. Adalah faktur yang menyatakan bahwa berat barang akan ditentukan pada saat barang sudah diterima, kondisi ini disebabkan bahwa selama masa pengiriman barang tersebut akan mengalami perubahan karena hilang, rusak maupun susut.

Fungsi Faktur

Secara garis besar, faktur memiliki nilai guna sebagai bukti transaksi produk yang telah diperjual belikan. Fungsi dari faktur ini tidak mungkin dianggap remeh dalam mata rantai jual beli barang, beberapa diantaranya yaitu:

  1. Referensi Perhitungan Pajak
  2. Fungsi faktur tidak terlepas dari peran pembuktian, dimana keberadaannya digunakan sebagai acuan dalam menghitung pajak yang termasuk kedalam faktur pajak. Dikarenakan isi dari faktur memuat segala rincian yang dibutuhkan dalam pemungutan pajak.

  3. Pengiriman Barang
  4. Dalam proses pengiriman barang, penjual biasanya menyertakan jenis dokumen ini sebagai suatu kesatuan dengan surat jalan. Sehingga rincian dari substansi faktur haruslah jelas, benar dan lengkap, agar proses pengecekan tereksekusi dengan lancar.

  5. Kelengkapan Dokumen Ekspor Impor
  6. Commercial Invoice seperti faktur ini akan diperiksa pada proses pengiriman barang ekspor maupun impor saat pemeriksaan bea cukai. Gunanya untuk meneliti kesesuaian paket dengan regulasi negara tersebut, jenis packingnya memenuhi standar yang ditetapkan atau tidak, dan sebagai salah satu dokumen persyaratan ekspor maupun impor.

Cara Membuat Faktur

Sampai pada tata cara membuat faktur pajak, berikut adalah langkah umum yang dapat kamu lakukan untuk menerbitkan faktur pajak melalui laman efaktur.pajak.go.id yaitu:
  1. Setelah mengunjungi laman efaktur.pajak.go.id;
  2. Masukkan Username kamu berupa NPWP sebanyak 15 Digit dan Password adalah Password yang kamu gunakan untuk meminta Nomor Seri Faktur Pajak di KPP;
  3. Mulai isi data PKP berupa nama, alamat dan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak);
  4. Isi juga data Pembeli Barang atau Jasa Kena Pajak berupa nama, alamat dan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak);
  5. Isi kolom daftar Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) beserta nominal harga yang dibayarkan;
  6. Isi potongan harga dan uang muka yang telah diterima apabila terdapat hal tersebut;
  7. Mulai hitung dasar pengenaan pajak PPN atau PPnBM;
  8. Masukan domisili dan tanggal pembuatan Faktur Pajak ;
  9. Bubuhkan tanda tangan elektronik beserta nama dari penanggung jawab perwakilan perusahaan tersebut; dan
  10. e-Faktur terbit.
Pada peraturan perpajakan, e-Faktur tidak diwajibkan untuk dicetak dalam bentuk kertas (hardcopy) dan dapat kamu simpan dalam sistem keuangan daring perusahaan.

Baca juga : Cara Membuat Faktur Pajak Manual

Sejauh ini, apakah kamu sudah memahami uraian yang kami berikan diatas?

Kamu bisa memulai otomasi dalam proses penagihan dan pembayaran dengan menggunakan e-invoice atau sistem payment gateway, dimana sistem payment gateway pada Duitku akan mencatat secara langsung dan otomatis setiap pembayaran yang terjadi.

Payment gateway Duitku telah mendapatkan izin dari Bank Indonesia dan memiliki sertifikat PCI-DSS (Payment Card Industry Data Security Standard) yang akan menjamin keamanan semua transaksi pada bisnis kamu. Kamu juga dapat menerima pembayaran dari beragam pilihan metode pembayaran populer seperti QRIS, e-Wallet, pay later, sampai virtual account.

Jangan sungkan menghubungi DUITKU untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, karena kami memiliki customer service yang tersedia dalam 24/7. Jadi tunggu apalagi? Segera bergabung bersama DUITKU untuk menyambungkan Duitku payment gateway dengan websitemu.

Gerbang Pembayaran Nasional: Pengertian dan Manfaatnya

Konfigurasi sistem pembayaran ritel Indonesia saat ini belum cukup memadai dalam menjawab tantangan pada era digital. Dimana pengembangan infrastruktur perbankan masih terus dilakukan dengan tujuan untuk mendukung ketersediaan layanan pembayaran secara real time, seamless, serta tersedia 24 jam sampai 7 hari, dengan tingkat keamanan dan efisiensi yang tinggi.
Terdapat beberapa fasilitas transaksi seperti GPN dan SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia) sebagai infrastruktur ritel pada sisi back-end, yang menjadi tulang punggung untuk switching, kliring, dan settlement bagi transaksi ritel nasional.
Akses SKNBI belum sepenuhnya real time dan belum beroperasi 24 jam dan 7 hari. Solusinya adalah dengan penerapan Gerbang Pembayaran Nasional atau GPN, dimana GPN merupakan sebuah sistem jaringan antar bank di Indonesia yang diinisiasi oleh Bank Indonesia.

Definisi Gerbang Pembayaran Nasional

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.19/8/PBI/2017 Gerbang Pembayaran Nasional (National Payment Gateway) atau GPN (NPG) adalah sistem yang terdiri atas standar, switching, dan services yang dibangun melalui seperangkat aturan dan mekanisme (arrangement) untuk mengintegrasikan berbagai instrumen dan kanal pembayaran secara nasional.
Ruang lingkup dari GPN mencakup transaksi pembayaran secara domestik yang meliputi:
  • Interkoneksi Switching;
  • Interkoneksi dan interoperabilitas kanal pembayaran berupa kanal ATM (anjungan tunai mandiri), electronic data captured (EDC), agen, payment gateway, dan kanal pembayaran lainnya; dan
  • Interoperabilitas instrumen pembayaran berupa kartu ATM yakni kartu debet, kartu kredit, uang elektronik, dan instrumen pembayaran lainnya.
Interface pembayaran yang terintegrasi pada prinsipnya merupakan sebuah platform yang dapat menggabungkan seluruh kanal pembayaran dengan menggunakan teknologi API (Application Programming Interface) untuk dapat melayani transfer dana, baik antar bank maupun non bank secara real time. Koneksi interface dengan GPN menjadikan berbagai layanan berbasis mobile menjadi lebih mudah dan murah untuk dilakukan.
Lembaga penyelenggara GPN meliputi:
  • Lembaga Standar;
  • Lembaga Switching; dan
  • Lembaga Services.
Bank Indonesia melakukan pengawasan terhadap penyelenggara GPN baik itu secara langsung maupun maupun tidak langsung (melalui laporan dan informasi lainnya).
Implementasi GPN disesuaikan dengan lembaga penyelenggaranya, yang terdiri atas fungsi standar, switching, dan services yang dibangun melalui seperangkat aturan dan mekanisme struktural untuk mengintegrasikan berbagai instrumen dan kanal pembayaran secara nasional.
Fungsi tersebut sekaligus menjadi tugas pokok penyelenggara GPN yang bersinergi dengan pihak yang terhubung dengan GPN sehingga dapat tercapai interkoneksi dan interoperabilitas dalam ekosistem tatanan pembayaran nasional.
Kapasitas Lembaga Services GPN juga akan diperluas dengan tambahan cakupan kliring dan settlement instrumen Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan Uang Elektronik (UE). sepanjang Inovasi Platform Sistem pembayaran dan BI FAST belum siap untuk memproses transaksi berbasis mobile, maka pemrosesan transaksi kartu dan mobile akan melalui GPN.

Sasaran Utama Gerbang Pembayaran Nasional

GPN dapat menjadi landasan untuk pemrosesan transaksi pembayaran massal melalui proses integrasi atas seluruh kanal pembayaran dan pemrosesan domestik yang selama ini belum dapat terselenggara secara efisien.
Dikarenakan, GPN dibangun dengan tujuan untuk mewujudkan sistem pembayaran nasional yang lancar, aman, efisien, dan andal. Maka dari itu, GPN dibuat dengan memperhatikan pemenuhan atas kebutuhan masyarakat dalam bertransaksi secara non tunai yang menggunakan instrumen pembayaran ritel.
GPN juga dibentuk untuk memfasilitasi serta memperluas akseptasi masyarakat dalam gerakan nasional non tunai. Disadur dari laman Bank Indonesia, terdapat tiga sasaran utama implementasi GPN yakni:
  1. Menciptakan ekosistem sistem pembayaran yang saling interkoneksi, interoperabilitas, dan mampu melaksanakan pemrosesan transaksi yang mencakup otorisasi, kliring, dan setelmen secara domestik;
  2. Meningkatkan perlindungan konsumen antara lain melalui pengamanan data transaksi nasabah dalam setiap transaksi; dan
  3. Meyakinkan ketersediaan dan integritas data transaksi sistem pembayaran nasional untuk mendukung efektivitas transmisi kebijakan moneter, efisiensi intermediasi, dan resiliensi sistem keuangan.
Perluasan layanan GPN akan difokuskan pada pengembangan standar layanan pembayaran berbasis kartu (selain kartu debit dan kredit) dengan tahapan yang akan disepakati bersama dengan industri. Selain itu, GPN terkoneksi dengan kanal pembayaran berupa ATM, mesin EDC (Electronic Data Captured), agen pembayaran, payment gateway, dan kanal pembayaran lainnya.

Manfaat Gerbang Pembayaran Nasional Bagi Merchant

  1. Interoperabilitas Bagi Merchant
  2. Yang dimaksud dengan interoperabilitas adalah kondisi dimana instrumen pembayaran dapat digunakan pada infrastruktur lain selain dari infrastruktur penerbit yang bersangkutan. Dengan kata lain, merchant tidak perlu menyediakan banyak mesin EDC, dikarenakan GPN memiliki keunggulan untuk diterima oleh berbagai jenis Electronic Data Captured.

  3. Bebas Tarif
  4. Pemberlakuan merchant discount rate pada uang elektronik chip based terhitung rendah bagi transaksi melalui GPN, berkisar antara 0% sampai 0,7% untuk tujuan komersil hingga nirlaba. Merchant Discount Rate adalah tarif yang dikenakan kepada pedagang atau merchant oleh bank.

  5. Eskalasi Pendapatan
  6. Dengan ragam kemudahan yang didapat baik itu dari sudut pandang pembeli hingga penjual, manfaat yang dirasakan oleh merchant secara general berupa peningkatan kapasitas revenue akibat sistem pembayaran yang praktis.

Manfaat Gerbang Pembayaran Nasional Bagi Konsumen

  1. Aksesibilitas Pelanggan
  2. Kartu berlogo GPN diterima di semua mesin EDC di toko atau merchant di seluruh Indonesia, secara andal dan terpercaya. Jadi nasabah tidak perlu repot untuk membawa semua jenis kartu ketika berpergian keluar rumah.

  3. Efektif dan Efisien
  4. Transaksi pembayaran non tunai via GPN dapat dilakukan dengan mudah, nyaman dan aman, dimanapun tanpa membawa uang tunai di seluruh Indonesia. Sehingga lebih efektif dan efisien bagi pelanggan baik dari segi biaya dan waktu.

  5. Bebas Biaya
  6. Transaksi belanja melalui GPN tidak akan terkena biaya apapun pada semua merchant di dalam negeri. Selain itu, pembayaran dapat dilakukan tanpa batas minimum transaksi.

  7. Keamanan
  8. Kartu berlogo GPN dilengkapi dengan teknologi chip yang terdapat informasi pribadi dari si pemilik kartu, dan memakai 6 Digit PIN demi menjaga keamanannya. Sehingga pemilik kartu berlogo GPN akan lebih aman dari risiko pencurian data nasabah.
Ingin menerima pembayaran digital yang aman langsung di website atau aplikasi online kamu? Coba dengan Duitku payment gateway, kami memiliki layanan customer service yang tersedia 24/7 untuk menjawab permasalahan kamu.
Payment gateway Duitku telah mengantongi izin dari Bank Indonesia, dan memiliki sertifikat PCI-DSS atau Payment Card Industry Data Security Standard. Tunggu apa lagi? Daftar dan sambungkan DUITKU payment gateway ke websitemu.

Customer Relationship Management: Definisi, Tujuan dan Manfaat

Fokus utama pembeli ialah untuk menyelesaikan masalahnya, dimana penjual hadir dengan jalan solutif berupa produk yang dapat memecahkan kendala konsumen.
Dalam Kamus Cambridge dijelaskan bahwa “if you personalize a subject, you make people feel more emotionally involved in it – jika kamu memberikan personalisasi pada seseorang, maka kamu akan menemukan orang itu terbawa secara emosional”.
Hal inilah yang coba dibangun dan diwujudkan dalam sebuah sistem bernama Customer Relationship Management. Dimana loyalitas konsumen terbangun dari faktor kualitas pelayanan, kepuasan konsumen dan pengaruh manajemen hubungan pelanggan terhadap kesetiaan dari pelanggan.
Apa itu Customer Relationship Management? Apa tujuan dan manfaatnya? Simak ulasan berikut ini.

Definisi Customer Relationship Management

Menurut Budi Sutedjo dkk (2003) Customer Relationship Management merupakan sebuah konsep tentang membangun relasi yang erat antara perusahaan (dalam hal ini pihak manajemen) dengan para pelanggannya. Informasi mengenai kebutuhan dan harapan konsumen dapat menjadi bahan bagi perusahaan untuk membina hubungan yang “mengikat” dalam jalinan “persahabatan”.
Komponen utama dalam Customer Relationship Management menurut Kincaid (2003) ialah manusia, proses dan teknologi. Berikut penjelasannya:

  1. Manusia
  2. Subjek penting dari komponen manusia ialah hubungan yang dibangun antara karyawan dan pelanggan, dimana karyawan merupakan ujung tombak perusahaan mengenalkan produknya dan pelanggan adalah sasaran utama dari sistem pemasaran dalam mengumpulkan revenue.

  3. Proses
  4. Alur manajemen yang terjadi dimulai dari identifikasi jenis pelanggan, lalu masuk kepada diferensiasi atau mengelompokan pelanggan berdasarkan segmen, dilanjutkan dengan interaksi dimana strategi pemasaran terimplementasikan, kemudian personalisasi dengan membentuk program loyalitas yang disesuaikan dengan keinginan pelanggan.

  5. Teknologi
  6. Analisis ini tidak akan berjalan tanpa adanya teknologi yang mampu memberikan informasi mengenai karakteristik pelanggan, dan teknologi yang mampu menjalankan operasional penjualan maupun pemasaran. Seperti misalnya email, call center, aplikasi pesan singkat dan masih banyak lagi.

Tujuan Customer Relationship Management

Secara fundamental, Customer Relationship Management memiliki tujuan untuk mengetahui tingkah laku konsumen, dengan memudahkan proses adaptasi antara perusahaan dengan pelanggannya. Sistem ini wajib dijalankan oleh seluruh departemen dalam sebuah perusahaan, agar seluruh elemen dapat menyadari peranannya, dan memberikan kontribusi ketika menjalankan program tersebut.
Apabila dijabarkan secara rinci, maka tujuan dari Customer Relationship Management adalah:

  1. Identifikasi Customer
  2. Segmen ini ada dalam mata rantai proses Customer Relationship Management, dimana intisarinya adalah untuk mencari tahu kriteria pelanggan seperti apa yang dapat dibidik, yang paling prospek dan profitable bagi perusahaan. Hingga pelanggan yang netral dan yang dapat memberikan komentar buruk atas produk yang dibeli.

  3. Menggaet Customer
  4. Tahapan interaksi bertujuan untuk sebanyak-banyaknya menjaring konsumen yang sudah teridentifikasi menyukai citra produk yang dijual. Customer Relationship Management sebagai sales tools diharapkan membantu penjual dalam melancarkan proses ini secara efisien.

  5. Mempertahankan Customer
  6. Saluran komunikasi yang telah dibuka memudahkan penjual untuk merespon keluhan dan kebutuhan pembeli, agar pembeli merasakan kedekatan dengan penjual. Faktor inilah yang memungkinkan pembeli setia untuk melakukan transaksi berulang kali.

  7. Merubah Customer
  8. Hasil identifikasi dari sistem Customer Relationship Management tidak hanya berupa data tentang kategori konsumen yang dapat dipengaruhi, namun juga kelompok pembeli yang bukan merupakan target market. Sehingga diperlukan tindak lanjut dari entitas manajemen untuk merubah perilaku konsumen yang belum menjadi prospek tersebut, dengan mengeluarkan inovasi dan meningkatkan pelayanan.

Manfaat Customer Relationship Management

Manfaat Customer Relationship Management menurut Widjaja (2008) ialah:

  1. Peningkatan Pendapatan
  2. Sistem Customer Relationship Management (CRM) menyediakan informasi untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan. Dengan aplikasi Customer Relationship Management, perusahaan dapat melakukan penjualan dan pelayanan via web, sehingga peluang dari penjualan dapat menjangkau pasar global tanpa perlu repot menyediakan upaya khusus untuk mendukung penjualan dan pelayanan tersebut.

  3. Mendorong Loyalitas Pelanggan
  4. Sistem Customer Relationship Management memungkinkan perusahaan mendayagunakan informasi dari semua titik kontak dengan pelanggan, baik itu melalui website, call center, ecommerce maupun event lewat staff pemasaran di lapangan. Konsistensi dan aksesibilitas informasi ini memungkinkan penjual dapat menyediakan produk berkualitas, tanpa ada lagi komplain dari pelanggan.

  5. Mengurangi Biaya
  6. Customer Relationship Management mendorong penjual untuk memanfaatkan teknologi yang berkembang di masa kini, hal ini memungkinkan alur penjualan dan pelayanan dapat terlaksana dengan biaya yang lebih murah serta terfokus dalam sebuah skema program pemasaran yang spesifik.

  7. Meningkatkan Efisiensi Operasional
  8. Customer Relationship Management secara otomatis dapat mengurangi resiko turunnya kualitas pelayanan, dan mengurangi beban cash flow penjualan. Penggunaan teknologi website CRM dan call center misalnya, akan mengurangi biaya dan hambatan birokrasi pada proses administratif yang mungkin timbul.

  9. Peningkatan Time To Market
  10. Aplikasi Customer Relationship Management memungkinkan kita membawa produk atau jasa ke ranah pasar dengan lebih massif. Memanfaatkan informasi pelanggan dengan baik, adanya data trend pembelian oleh pelanggan, sampai integrasi dengan aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning) untuk keperluan perencanaan yang lebih terarah.
    Dengan kemampuan penjualan via internet, maka hambatan waktu, geografis, sampai ketersediaan sumber daya dapat dikesampingkan untuk mempercepat penjualan produk atau jasa tersebut.

Tahapan dalam Customer Relationship Management

  1. Pengenalan Kebutuhan dan Keinginan
  2. Hubungan yang dibina antara penjual dan pembeli menghasilkan modal informasi tentang spesifikasi barang atau jasa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan. Perusahaan selaku penjual dapat bersiap untuk melakukan penyesuaian tersebut, dengan menjaring informasi sebanyak-banyaknya dari trend pasar.

  3. Pelaksanaan Strategi
  4. Pada tahapan ini, perusahaan telah memiliki kemampuan untuk menyediakan barang atau jasa yang sesuai, dimana strategi yang telah disusun sebelumnya diharapkan dapat menjadi penggerak untuk menciptakan customer value dalam keputusan pembelian. Customer value yang dimaksud berupa tingkat kepuasan terhadap sebuah produk baik dari segi harga maupun kualitas (barang dan layanan).

  5. Evaluasi Alternatif
  6. Hubungan baik yang telah berlangsung akan memberi peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan berbagai evaluasi tentang penyempurnaan barang atau jasa yang lebih mampu mendatangkan nilai tinggi, serta tetap menjadi pilihan dalam keputusan pembelian dimasa mendatang. Evaluasi juga dinilai berdasarkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan.
Kesimpulannya, memahami pola customer relationship management berarti kamu sebagai penjual telah sadar penuh bahwa peran kamu bukan hanya sekedar menjual barang dan jasa, namun lebih kepada pemberi manfaat atau pembuka jalan keluar.
Dalam memaksimalkan kinerja pelayanan kepada pelanggan, pastikan kamu menyediakan pengalaman berbelanja seamless bagi pelanggan pada website atau aplikasi online kamu. Salah satunya sistem pembayaran, gunakanlah sistem pembayaran yang bebas hambatan seperti yang ada pada DUITKU.
Duitku Payment Gateway memfasilitasi bisnis agar Customer dapat melakukan pembayaran secara otomatis langsung di website atau aplikasi kamu. Duitku sudah memiliki izin dari Bank Indonesia dan tersertifikasi Payment Card Industry Data Security Standard (PCI-DSS) yang akan menjamin keamanan transaksi kamu ketika menggunakan kartu kredit dan kartu debit.
Daftarkan segera bisnis kamu pada payment gateway DUITKU

Seluk Beluk Stock Opname Dalam Bisnis

Problem klasik yang sering dijumpai pada manajemen rantai pasokan (supply chain management) dalam sebuah perusahaan adalah lemahnya validasi data yang mereka miliki untuk pengambilan keputusan dan kebijakan.
Sering kali kendala penyusutan (shrinkage) tidak ditindaklanjuti dengan serius, dan data yang ditampilkan tidak tepat atau hanya formalitas belaka. Stock opname merupakan metode pengaman yang dapat dilakukan terhadap kendala tersebut, demi meminimalisir penyimpangan dan ketimpangan data.
Sehingga pendekatan data driven berupa analisa dan interpretasi dalam sebuah laporan dapat berjalan dengan efektif dan efisien, dengan tujuan untuk memaksimalkan pemasaran hingga melihat tren bisnis perusahaan, serta sebagai acuan atau landasan pekerjaan.
Demi mempertahankan keunggulan produk dalam daya saing yang berkelanjutan (sustainable competitive advantages), perlu dilakukan penguatan pada sektor administrasi keuangan seperti pengeluaran dan biaya (account payable), penerimaan kas (account receivable), proses tutup buku serta laporan stock opname.

Apa itu Stock Opname?

Menurut Himayati (2008), Stock Opname adalah proses menghitung jumlah barang yang ada di gudang dan mencocokannya dengan catatan pembukuan persediaan (merchandise inventory). Istilah stock opname sendiri diambil dari frasa bahasa inggris yang memiliki makna pemeriksaan kondisi stock barang.
Dengan kata lain stock opname merupakan suatu kegiatan perhitungan kembali atas koleksi barang dalam gudang. Stock opname dilakukan dalam kurun periode waktu tertentu, untuk mengetahui apa saja persediaan barang yang habis terpakai, hilang atau rusak.
Hasil akhir stock opname adalah laporan perbedaan kuantitas barang beserta penjelasannya. Dokumen yang dipakai untuk mendukung stock opname diantaranya adalah kartu barang, kartu persediaan, bukti barang masuk, surat jalan, kartu stock, kartu count tag, dan masih banyak lagi.

Kenapa Stock Opname Penting Bagi Bisnis?

Tujuan dilakukan stock opname ialah untuk merawat dan mengelola persediaan barang, dan memantau database, jumlah dan kondisinya harus sesuai dengan pangkalan data terkini. Secara rinci tujuan dari diadakannya stock opname ialah:
  1. Mengetahui keadaan barang yang ada di gudang;
  2. Mengetahui jumlah dari jenis barang, dan jumlah keseluruhan barang dengan tepat;
  3. Menyediakan katalog atau pangkalan data yang mencerminkan keadaan inventaris;
  4. Meneliti temuan mengenai barang yang tidak ada pada database, misalnya saja barang yang hilang, kondisi koleksi barang dalam keadaan rusak atau tidak lengkap (cacat), dan barang yang habis masa berlakunya;
  5. Mengetahui arus keluar masuk barang;
  6. Meminimalisir penyimpangan akibat faktor kelalaian; dan
  7. Memelihara kualitas dan aksesibilitas barang untuk digunakan demi kepentingan perusahaan.
Kegiatan evaluasi yang disematkan dalam tujuan proses stock opname memiliki keuntungan bagi industri tersebut diantaranya yakni:
  1. Dapat menyiangi barisan barang yang sudah kadaluarsa;
  2. Teridentifikasinya barang yang sering habis maupun tidak berubah jumlahnya, akan memberikan informasi tertentu bagi perusahaan;
  3. Tidak hanya merapikan database, namun juga merapikan susunan barang pada rak;
Kegiatan perhitungan persediaan barang di gudang secara fisik ini bertujuan untuk meneliti keakuratan catatan pembukuan, yang merupakan salah satu fungsi sistem pengendalian internal terhadap persediaan barang, dan umumnya terjadi pada perusahaan ritel.
Melalui stock opname akan diketahui kebenarannya, selisih dengan catatan pembukuan, dan kemungkinan kecurangan dalam persediaan. Dengan maksud untuk mengetahui arus masuk dan keluar barang, mengetahui kesalahan pencatatan, barang yang hilang, serta kondisi jumlah barang secara riil.
Baca juga : Inventory Management dan Kegunaannya untuk Bisnis Kamu

Kapan Stock Opname Dilakukan?

Stock opname umumnya dilakukan dalam skala periode tertentu, misalnya hitungan triwulan (3 bulan) sampai kuartal (4 bulan) dalam satu tahun. Kegiatan stock opname juga dapat difokuskan menjelang akhir tahun, tergantung dari tingkat kepentingan penggunaan laporan dan kemampuan untuk melakukan stock opname itu sendiri.
Banyaknya jumlah keseluruhan barang akan mempengaruhi jangka waktu dilakukannya stock opname. Para ahli menyarankan untuk melakukan kegiatan stock opname di luar dari jam operasional atau jam kerja.
Hasil dari stock opname yaitu nilai stok akhir secara fisik yang diakui akan dimasukan ke dalam laporan bulanan. Dalam laporan margin bulanan, stok akhir dari stock opname sebelumnya akan menjadi data stok awal pada pelaporan saat ini, siklusnya berulang.
Dengan demikian, suatu kesalahan dalam perhitungan stock opname akan berimbas pada dua periode pelaporan keuangan, bulan ini dan bulan berikutnya.

Bagaimana Cara Melakukan Stock Opname?

Kegiatan stock opname dilakukan dengan kesiapan semua elemen yang ada di perusahaan, bukan hanya menjadi tugas dari pramuniaga, finance, ataupun admin logistik saja. Berikut adalah tata cara melakukan stock opname:
  1. Mempersiapkan alat seperti masker pelindung debu, papan alas menulis, alat tulis, dll. Bagi perusahaan ritel besar umumnya menggunakan tambahan pelindung berupa helm dan baju safety;
  2. Menyusun atau merapikan posisi barang agar lebih mudah dalam pelaksanaan, berdasarkan metode FIFO (first in first out);
  3. Hentikan pergerakan barang masuk maupun keluar;
  4. Siapkan dokumen pendukung kegiatan seperti daftar nama persediaan atau data inventaris terupdate;
  5. Lakukan pembagian tugas dalam kelompok;
  6. Stock opname siap dilaksanakan;
  7. Input hasil stock opname kedalam sistem; dan
  8. Membuat laporan stock opname.
Perusahaan wajib menginfokan kepada supplier maupun konsumen bahwa sedang terjadi proses stock opname, agar tidak terjadi pergerakan barang saat terlaksananya kegiatan tersebut.

Tips Dalam Melakukan Stock Opname

  1. Teliti
  2. Pada dasarnya kegiatan stock opname ini cukup melelahkan karena persediaan barang yang harus dihitung secara langsung sangat banyak. Dibutuhkan ketelitian agar minim kesalahan atau terlewat, karena akan berpengaruh pada berbagai hal.

  3. Barcode
  4. Salah satu cara praktis adalah dengan menggunakan sistem barcode, yang dapat membantu petugas untuk mengurangi kesalahan pencatatan dan perhitungan, sehingga prosesnya bisa lebih cepat dan efisien.
    Bantuan perangkat lunak
    Gunakan dukungan software akuntansi online untuk melakukan integrasi terhadap pencatatan stock, penyimpanan multi lokasi, penggabungan stok, dan penyesuaian stok barang. Dengan begitu, petugas yang melakukan stock opname dapat dengan mudah melakukan kegiatan tersebut atas jumlah persediaan yang real time.

  5. Waktu yang tepat
  6. Selain perlu dilakukan penghentian arus barang menjelang pelaksanaannya, stock opname juga perlu dilakukan pada saat yang tepat, dengan persiapan matang sebelumnya untuk menghindari kesalahan akibat kurangnya konsentrasi.
Dari pembahasan di atas, fungsi Stok Opname sangat penting untuk kelancaran bisnis kamu dalam pengelolaan produk dan stok perusahaan. Untuk mengurangi kesalahan dalam perhitungan stok yang dilakukan secara manual, lakukan automasi pada bisnis kamu. Salah satu cara automasi stok opname adalah dengan menggunakan software akuntansi. Kamu bisa memilih software akuntansi yang berbayar atau yang disediakan secara gratis sesuai kebutuhan bisnis kamu.
Pastikan bisnismu telah menerapkan metode ini agar mampu bersaing dan tidak tertinggal dari kompetitor.

Chart of Account: Pengertian, Manfaat dan Contohnya

Setiap individu atau bisnis bahkan sebuah organisasi non profit memiliki Chart of Account yang berbeda-beda. Chart of Account dibuat khusus menyesuaikan dengan berbagai jenis pengeluaran dan pendapatan yang umum terjadi pada instansi tersebut.
Seperti yang kita ketahui, sistem Buku Besar (General Ledger) berfungsi mencatat transaksi keuangan suatu instansi atau perilaku organisasi tertentu, atas semua entri akuntansi yang kemudian dapat menghasilkan informasi yang berguna untuk membuat laporan keuangan. Kaitannya dengan Chart of Account adalah metode ini digunakan untuk mencatat posisi keuangan dan aktivitas yang terjadi pada Buku Besar.
Dikarenakan aktivitas operasional perusahaan umumnya menimbulkan pencatatan akuntansi yang berisi rincian akun berupa Aset, Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan, dan Beban yang terdata pada Buku Besar. Aset dan kewajiban akan membentuk laporan posisi keuangan (neraca), kemudian pendapatan dan beban membentuk laporan dari aktivitas keuangan (laporan laba rugi). Akun yang spesifik tersebut akan ditemukan pada COA.
Untuk mengetahui Chart of Account lebih mendalam, simak uraian berikut ini.

Definisi Chart of Account

Chart of Account didefinisikan sebagai daftar yang terjadi dari serangkaian kode-kode yang telah diatur dan disusun dalam struktur akun tertentu secara sistematis. Termasuk didalamnya unsur-unsur seperti kode akun (account code) dan nama akun (account name). Kode akun dan nama akun inilah yang digunakan perusahaan atau organisasi untuk mengelompokan, mencatat, melaporkan, dan mengontrol transaksi-transaksinya secara terorganisir.
Orang lebih mengenal Chart of Account sebagai suatu daftar kode perkiraan-perkiraan atas aset, ekuitas, pendapatan dan belanja atau beban dalam suatu entitas sektor publik. Sebagai penjelasan dalam daftar COA, kode yang tercipta mendeskripsikan isi dari akun tersebut, termasuk transaksi-transaksi khusus yang berpengaruh terhadap saldonya.
Chart of Account, digunakan untuk mengidentifikasi setiap jenis pengeluaran dan pendapatan yang timbul dari sebuah organisasi, dikarenakan COA merupakan bagian integral dari berbagai sistem akuntansi dan pelaporan. Dapat dikatakan bahwa Chart of Account adalah kumpulan lengkap dari semua judul akun pada Buku Besar dilengkapi dengan nomor yang relevan.

Manfaat Chart of Account

Secara garis besar, tujuan Chart of Account adalah untuk mencatat dampak keuangan dari setiap transaksi yang terjadi. Sehingga persentase keberhasilan dalam mencapai tujuan dapat diukur dengan pasti.
Seperti yang sebelumnya telah disebutkan, COA memiliki fungsi untuk mengelompokan, mencatat, melaporkan, dan mengontrol ragam transaksi berdasarkan kategorinya. Manfaat tersebut apabila diuraikan menjadi:

  1. Pengelompokan
  2. Penomoran akan dikelompokan berdasarkan kategori akun aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan belanja, dimana turunannya akan membentuk sub kategori lagi seperti misalnya aset lancar, aset tak berwujud dan aset tetap yang mengekor pada kategori aset.
    Pengelompokan ini dibuat untuk mempermudah dalam mempelajari laporan keuangan kedepannya. Seperti misalnya pada kategori pendapatan, dimana laporannya dapat mengidentifikasi penghasilan yang diperoleh dari sub kategori seperti program operasi, proyek yang berhasil, kontribusi investor, dan pendapatan lainnya.

  3. Pencatatan
  4. Setiap transaksi yang terjadi akan dimasukan dalam modul pencatatan agar tersimpan secara terorganisir dan dapat diakses suatu waktu sesuai dengan kebutuhan. Sehingga database perusahaan untuk segmen keuangan tersimpan dengan baik.

  5. Pelaporan
  6. Fungsi COA lainnya ialah memberikan kemudahan dalam hal pelaporan, baik itu laporan untuk pihak internal maupun laporan yang menjadi bahan konsumsi pihak eksternal seperti donatur, pemberi hibah, dan kreditur. Transaksi yang terekam dapat dilacak sesuai dengan kategori yang ingin dilihat dan dinilai, agar kemudian proses evaluasi bisa tepat sasaran.

  7. Kontrol
  8. Fungsi kontrol diharapkan dapat meminimalisir kesalahan, data angka dan nama yang sudah pernah diinput akan terekam sesuai dengan golongannya masing-masing, sehingga lebih efektif dalam prosedur pengecekan.
    Fungsi kontrol utama ialah lebih kepada metode pelacakan yang dipakai untuk memeriksa setiap aktivitas yang terjadi pada periode tertentu.

Jenis-Jenis Chart of Account

Chart of Account disusun secara sistematis sesuai dengan dimana akun tersebut muncul dalam laporan laba rugi dan neraca. Untuk jenis COA dapat dibedakan sebagai berikut:

  1. Jenis COA Angka
  2. Kelompok Chart of Account berupa angka ialah yang paling sering ditemui, misalnya kategori aset memiliki penomoran 10000 sampai 19999, kategori kewajiban dengan nomor 20000 – 29999, dan seterusnya.

  3. Jenis COA Huruf
  4. Huruf alphabet yang biasa dipakai untuk COA biasanya berbentuk akronim atau singkatan, hal ini dipakai demi memudahkan pengelompokan. Misalnya “Unit 1” disingkat menjadi “U1”, atau “ Kas Kantor Cabang Surabaya” menjadi “KC SBY”.

  5. Jenis COA Campuran (Numerik dan Alphabetic)
  6. Jenis ini merupakan gabungan antara kedua metode sebelumnya, misalnya “Petty Cash Sektor 2” menjadi “PC02”. Kombinasi spesifik dari huruf dan angka dipakai untuk memberi makna pada transaksi.

Klasifikasi Chart of Account

Audit berkala atas Chart of Account wajib dilakukan secara rutin untuk menghapus nomor akun yang kadaluarsa dan berlebihan. Sehingga semua akun masuk sistem akuntansi secara jelas dapat terident
  1. Aset, merupakan sumber daya yang akan memberikan manfaat untuk masa depan;
  2. Kewajiban, adalah tanggung jawab organisasi telah terjadi, namun belum dibayarkan;
  3. Ekuitas, yaitu hak pemilik atas aset sebuah perusahaan setelah dikurangi dengan jumlah kewajiban;
  4. Pendapatan, yakni penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas tersebut; dan
  5. Biaya, adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan yang bersifat mengurangi dana.

Cara Membuat Chart of Account

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Chart of Account diantaranya:
  1. Data kategori berdasarkan klasifikasi akun pada umumnya seperti Aset, Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan, dan Biaya;
  2. Beri nomor pada kategori tersebut, seperti misalnya kategori Aset mendapatkan nomor kode 100 hingga 199, Kewajiban dengan kode 200 hingga 299 dan seterusnya;
  3. Sub kategori akan mengikuti penomoran dari induk kategorinya, misalnya Aset dengan nomor kode 100 memiliki sub kategori bernama Kas, kemudian koden Kas ialah 101; dan
  4. Apabila terdapat akun yang lebih spesifik lagi, maka dapat ditambahkan sesuai dengan kategori dan sub kategori yang mendahuluinya.
Dengan demikian pencatatan finansial akan sangat berguna sebagai tolak ukur keberhasilan dimasa mendatang bagi perusahaan, baik itu dari segi pengeluaran maupun pemasukan. Pencatatan pemasukan otomatis bisnis online misalnya, agar lebih efektif dan efisien penyajiannya dapat menggunakan payment gateway. Dimana payment gateway merupakan infrastruktur yang mengintegrasikan proses transaksi bisnis secara online, tanpa mengenal batasan waktu.
Kamu bisa menggunakan layanan payment gateway DUITKU, dimana Kami telah mengantongi izin resmi dari Bank Indonesia, dengan nomor izin 23/660/DKSP/Srt/B. Sehingga kamu tidak perlu merasa khawatir akan integritas Duitku, prosesnya akan berjalan aman dan menyenangkan. Duitku telah bekerjasama dengan bank-bank besar yang ada di Indonesia dan juga lembaga non bank lainnya. Sehingga bisnis kamu dapat menerima berbagai metode pembayaran yang populer.
Kami akan selalu menjaga pelayanan yang baik, silahkan bergabung dan nikmati pengalaman berharga dengan DUITKU supaya tim financemu semakin happy.

Cara Membuat QRIS Offline, Biaya dan Manfaatnya

Bank Indonesia melaporkan kalau terdapat 22 juta lebih pelaku usaha yang menggunakan QRIS sebagai media pembayarannya pada tahun 2021. QRIS merupakan organ penting bagi cashless society untuk beradaptasi terhadap era digital yang semakin merambat ke berbagai aspek kegiatan masyarakat.
QRIS adalah akronim dari Quick Response Code Indonesian Standard, yang merupakan standar kode QR Nasional untuk memfasilitasi pembayaran kode QR di Indonesia yang diluncurkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Dimana pemanfaatannya dapat dibaca, dikenali dan di scan oleh PJSP (Perusahaan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran) baik itu Bank maupun Non Bank.
Dilihat dari model penyajiannya, varian QRIS dibagi menjadi dua jenis yaitu Merchant Presented Mode (MPM) bagi penjual dan Customer Presented Mode (CPM) bagi si pembeli. Kemudian QRIS MPM bagi penjual terbagi lagi menjadi QRIS Online dan QRIS Offline.

Apa Itu QRIS Offline dan Apa Bedanya Dengan QRIS Online?

QRIS Offline atau QRIS Statis merupakan kode QR berisi identitas unik merchant yang bersifat tetap, ditampilkan dalam bentuk stiker atau print-out dimana QR Code di generate hanya satu kali.
QRIS MPM (Merchant Presented Mode) Statis sangat cocok bagi usaha dengan skala mikro dan kecil. Selanjutnya QR Code yang sama, bebas dicetak oleh merchant dan digunakan untuk setiap transaksi pembayaran.
Prosedur pemakaiannya sangatlah sederhana:
  1. Merchant cukup memajang satu hasil print-out QRIS, berupa sticker maupun hasil cetak lainnya;
  2. Pengguna hanya melakuk​an scan, memasukkan nominal, input PIN lalu kemudian klik bayar; dan
  3. Notifikasi transaksi langsung diterima oleh pengguna ataupun merchant.
Kode QR pada QRIS Offline belum mengandung nominal pembayaran yang harus dibayar, sehingga customer harus memasukan jumlah nominal pembayarannya.
Sementara untuk QRIS Online, kode QR diterbitkan melalui suatu device seperti mesin EDC atau smartphone. Kemudian merchant wajib menginput nominal pembayaran terlebih dahulu, baru kemudian pelanggan dapat melakukan scan QRIS yang muncul pada device tersebut.
QRIS Online atau QRIS Dinamis memang diperuntukan bagi merchant dengan skala usaha menengah dan besar, atau merchant yang memiliki volume transaksi tinggi.

Dimana Tempat Untuk Mendaftarkan QRIS Offline

Sistem pembayaran menggunakan QR Code adalah sebuah pengembangan teknologi yang membantu kegiatan masyarakat dalam bertransaksi agar prosesnya dapat terlaksana dengan cepat, efisien, aman dan simpel.
QRIS dirangkai dengan memenuhi standar internasional EMV Co, yang bersifat open source. Teknologi tersebut diadopsi untuk mendukung greater interconnection dan dapat mengakomodasi kebutuhan spesifik negara, sehingga memudahkan interoperabilitas antar penyelenggara, antar instrument, dan juga antar negara.
Pendaftaran QRIS dibuka melalui website resmi www.qris.id bagi merchant yang berniat membuat QRIS Offline maupun QRIS Online, atau dengan menghubungi Customer Support QRIS ID pada nomor WhatsApp berikut +62 812-3232-3253.

Persyaratan Dalam Membuat QRIS Offline

Merchant penyedia QR Code diharuskan untuk memenuhi persyaratan dari Bank Indonesia untuk menerapkan layanan berbasis kode QR, dan mengacu pada ketentuan mengenai QRIS yang berlaku. Kelengkapan persyaratannya dibagi berdasarkan bentuk dari usaha yang dimiliki, seperti:

  • Kategori pendaftar perorangan:
    1. KTP elektronik dari pelaku usaha; dan
    2. Nomor Kartu Keluarga sesuai dengan KTP (dimasukan pada Tahap ke-5).

  • Kategori Badan Usaha (PT, CV, & UKM) dan SPBU:
    1. KTP elektronik pemilik usaha; dan
    2. Nomor Kartu Keluarga pemilik usaha sesuai dengan KTP (dimasukan pada Tahap ke-5);
    3. Softcopy Akta Pendirian Perusahaan;
    4. Softcopy NPWP Perusahaan; dan
    5. Softcopy Surat Kuasa Asli (Bila terdapat wakil yang ditunjuk oleh perusahaan).

  • Kategori Pendidikan:
    1. KTP elektronik pemilik lembaga pendidikan; dan
    2. Nomor Kartu Keluarga pemilik lembaga pendidikan sesuai dengan KTP (dimasukan pada Tahap ke-5);
    3. Softcopy Akta Pendirian Lembaga pendidikan;
    4. Softcopy NPWP Lembaga pendidikan; dan
    5. Softcopy Surat Kuasa Asli (Bila terdapat wakil yang ditunjuk oleh lembaga tersebut).

  • Kategori Yayasan:
    1. KTP elektronik dari pendiri Yayasan; dan
    2. Nomor Kartu Keluarga pendiri Yayasan sesuai KTP (dimasukan pada Tahap ke-5);
    3. Softcopy Akta Pendirian Yayasan;
    4. Softcopy Surat Yayasan Resmi atau Surat ketetapan dari Pemerintah;
    5. Softcopy NPWP Yayasan; dan
    6. Softcopy Surat Kuasa Asli (Bila terdapat wakil yang ditunjuk oleh Yayasan).

Bagaimana Cara Membuat QRIS Offline

Standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia kini telah tersedia hampir menyeluruh pada setiap provinsi dan kabupaten kota di Indonesia. QRIS umum digunakan oleh pedagang kecil UMKM, pedagang besar seperti mall, instansi pendidikan seperti universitas dan sekolah, tempat ibadah, lembaga sosial dan keagamaan, tempat pariwisata, zona parkir, retribusi pemda, dan masih banyak lagi.
Berikut adalah cara membuat QRIS Offline atau QRIS MPM Statis:
  1. Kunjungi website www.qris.id;
  2. Klik icon yang bertuliskan Daftar QRIS;
  3. Kamu akan dipandu untuk mengisi data awal yang dibutuhkan sebagai syarat utama pembuatan QRIS;
  4. Selesai mengisi formulir awal, langkah selanjutnya yakni diarahkan pada tahapan pembayaran QRIS. Proses transfer dapat melalui QRIS, Virtual Account, hingga E-Wallet seperti GoPay, OVO, Dana, LinkAja, ShopeePay, dan lain sebagainya;
  5. Tahapan pembayaran selesai, kamu akan mendapatkan email atau pesan WhatsApp berisi username dan password;
  6. Login kembali di halaman www.qris.id dengan menggunakan username dan password tadi;
  7. Isi data pribadi kamu (silahkan upload KTP dan informasi akun Bank);
  8. Unggah foto produk dari usaha kamu;
  9. Admin akan melakukan verifikasi data dalam kurun waktu 3 hari kerja;
  10. Jika terdapat data yang salah, maka kamu akan diarahkan untuk merevisi dan melengkapi ulang;
  11. Login kembali dan cek Dashboard untuk melihat notifikasi perkiraan tanggal terbit QRIS;
  12. Apabila terdapat pemberitahuan bahwa QRIS sudah aktif, maka QRIS MPM dapat didownload dan dicetak; dan
  13. QRIS sudah siap dipajang pada toko kamu.

Biaya Pendaftaran QRIS Offline dan Biaya Lainnya

Registrasi pembuatan QRIS hanya memakan biaya senilai Rp 30.000 saja, dimana kamu akan mendapatkan softcopy dari kode QR unik kamu berupa PDF maupun JPG file, yang dapat didownload sendiri oleh merchant via akun dashboard InterActive QRIS dan dikirimkan ke email. Minimal transaksi pembayaran melalui QRIS mulai dari Rp 1 hingga Rp 1000.
Skema biaya setiap transaksi QRIS untuk MDR (Merchant Discount Rate) adalah:
  1. 0,7% untuk transaksi reguler (transaksi pembelian barang;
  2. 0,6% untuk transaksi bidang pendidikan;
  3. 0,4% untuk transaksi di SPBU; dan
  4. 0% untuk transaksi bantuan sosial yayasan atau organisasi.
Skema biaya settlement QRIS yaitu:
  1. Biaya admin Rp 2.000 per settlement untuk transaksi maksimal Rp 50.000 (Rp 25.000 – Rp 50.000) khusus Bank BCA, BRI, dan MANDIRI; dan
  2. Biaya admin Rp 3.000 per settlement untuk transaksi di atas Rp 50.000.

Manfaat QRIS Offline Bagi Pebisnis dan Pelanggan

Manfaat QRIS bagi konsumen

  1. Satu QRIS Untuk Semua Aplikasi
  2. Integrasi layanan pembayaran menggunakan QRIS memberikan banyak nilai guna bagi konsumen, seperti misalnya fleksibilitas dalam memilih aplikasi pembayaran, dikarenakan kode QR dari QRIS dapat diterima oleh berbagai penyelenggara jasa pembayaran, baik aplikasi ponsel perbankan sampai dengan aplikasi dompet elektronik.

  3. Praktis dan Efisien
  4. Kebanyakan orang saat ini cenderung mengarah pada gaya hidup cashless, karena aktivitasnya disokong oleh aplikasi yang tersambung dengan dompet elektronik. Karena butuh effort lebih apabila mengantri untuk proses ambil uang di ATM.

  5. Aman Bagi Konsumen
  6. Aman dari sisi pembeli, selain terselamatkan dari tindak kriminal peredaran uang palsu, fitur keamanan pada aplikasi uang elektronik juga mampu mendeteksi dan mencegah fraud transaksi ke merchant palsu. Sehingga sistem pembayaran ini aman untuk digunakan konsumen.
Manfaat QRIS bagi pebisnis adalah:

  1. Layanan Aplikasi dan Dashboard QRIS
  2. Merchant akan mendapatkan layanan dari aplikasi QRIS berupa notifikasi transaksi secara realtime, mengecek history transaksi, dan menjadwalkan settlement (pencairan dana). Aktivitas tersebut juga dapat dengan mudah diakses melalui website, dimana semua informasi transaksi bisa dilihat jelas dan detail. Data transaksi juga dapat diunduh dalam format PDF atau Excel melalui akun Dashboard.

  3. Menghitung Pemasukan
  4. Bagi sebagian besar pengguna QRIS, merasakan adanya kemudahan dalam menghitung pemasukan, hal ini dapat dilihat melalui akun merchant via website maupun aplikasi. Karena data transaksi terekam secara detail mulai dari waktu transaksi, nominal dan statusnya, data tersebut dapat pula di download dengan mudah.

  5. Aman Bagi Penjual
  6. Keamanan dari sisi penjual dapat berupa kemudahan rekonsiliasi dan mencegah tindak kecurangan dari pembukuan transaksi tunai. Selain itu penjual terhindar dari penerimaan uang palsu yang beredar di pasaran.

Kelebihan Duitku Sebagai Payment Gateway Dalam Menerima Pembayaran QRIS di Website / Aplikasi Bisnis Kamu

DUITKU merupakan payment gateway Indonesia yang memberikan pelayanan terbaik dengan harga yang jelas, transparan dan kompetitif kepada semua pengguna DUITKU. Tentunya Kami menawarkan harga dan pelayanan terbaik sedari awal, tanpa ada biaya registrasi ataupun perawatan sistem.
Dalam sistem pembayaran melalui QRIS (dinamis) akan memuat detail dan nominal tagihan yang harus dibayarkan untuk meminimalisasi kesalahan manusia. Kelebihan DUITKU sebagai payment gateway akan membedakan dan mencatat dengan mudah transaksi yang sudah dibayarkan dengan rapi yang tersusun ke dalam pelaporan.
Dengan begitu, tunggu apalagi? segera integrasikan tokomu dengan payment gateway DUITKU! Kami telah memiliki izin Transfer Dana & Payment Gateway dari Bank Indonesia yang sudah pasti aman dan tersertifikasi.

Analisis SWOT: Pengertian, Tujuan dan Tips

Metode analisis bisnis bisa hadir pada tahapan awal disaat formulasi kebijakan sedang dibentuk, atau muncul pada tahapan evaluasi yang merupakan langkah penanggulangan dampak dari kendala. Hal ini diperlukan, mengingat dinamika pasar yang melaju cepat untuk mengimbangi pergerakan zaman.
Analisis yang umum dijumpai pada perusahaan, terjadi dalam segmen keuangan, perilaku karyawan maupun manajemen, hingga orientasi dalam pemenuhan rasio profitabilitas. Dengan hasil akhir berupa rekomendasi paling konkret yang dapat diterapkan.
Teknik yang akan menjadi bahasan kali ini adalah Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats), desain analisis SWOT yang dirasa sangat kompatibel untuk jangka panjang dengan rincian skema yang jelas untuk perencanaan, pelaksanaan, pengambilan keputusan, hingga penentuan nilai. Agar bisnis yang telah dievaluasi dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah sebuah metode yang dimanfaatkan untuk mengetahui kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Dengan output yang dihasilkan lebih kepada arahan atau rekomendasi, bukan berupa solusi untuk mengatasi sebuah masalah.
Secara sederhana, instrumen penelitian ini berguna untuk mengidentifikasi unsur pembentuk sistem dalam sebuah organisasi, dengan tujuan membangun pilar konstruktif dalam pencapaian target masa depan.
Analisis SWOT sesungguhnya berputar pada empat kerangka dasar yang lahir sebagai gambaran utamanya. Dimana kekuatan sebagai komponen utama yang digunakan untuk mencari keuntungan dengan memanfaatkan peluang, agar mampu mengatasi ancaman dengan cara mengurangi kelemahan, supaya kelemahan tersebut tidak menghalangi terbukanya jalan peluang menuju keuntungan.

Tujuan Analisis SWOT

Rekomendasi dari Analisis SWOT bertujuan untuk mempertahankan kekuatan, meminimalisir kelemahan, menambah keuntungan atas peluang yang diciptakan, hingga menghindari ancaman. Dimana langkah besarnya dengan menganalisis dan memilah hal yang mempengaruhi keempat faktor tersebut.

  1. Memberdayakan Kekuatan
  2. Faktor kekuatan merupakan komponen yang dapat membantu dalam mencapai tujuan, dimana akar penunjangnya terdiri dari keuntungan, kapabilitas dan sumberdaya. Ketiga faktor tersebut telah tertanam dan perlu diberdayakan secara maksimal.
    Seperti misalnya keahlian dari tenaga kerja dan peralatan penunjang operasional, akan dihitung sebagai kapabilitas dan sumberdaya yang perlu dioptimalkan untuk mencapai misi perusahaan.

  3. Meminimalisir Kelemahan
  4. Kelemahan dapat berupa kerugian yang diawali oleh variabel kerapuhan dan keterbatasan, yang sebisa mungkin diminimalisir untuk dicari jalan keluarnya. Sehingga kendala yang umum ditemui dalam mencapai tujuan bisa berkurang.
    Bentuk dari kelemahan salah satunya yakni rendahnya tingkat upah, yang mengakibatkan perputaran keluar dan masuknya karyawan (turnover) cukup tinggi, sehingga menghambat laju produksi dalam sebuah industri. Hal ini patut menjadi bahan analisis bagi manajemen untuk mencari jalan keluar atas kelemahan yang menggerogoti.

  5. Memanfaatkan Peluang
  6. Kesadaran atas perlunya pengembangan diri maupun institusi, merupakan salah satu dari ragam elemen pendukung yang akan merangsang kesempatan dalam proses mencapai keuntungan impian. Seperti misalnya mengikuti perkembangan trend yang terjadi pada pasar dengan menampilkan varian produk, menaikan brand image, revolusi sistem konvensional ke digital, dan masih banyak lagi hal positif yang dapat dibentuk.

  7. Menghindari Ancaman
  8. Faktor ancaman merupakan komponen yang mampu menghambat pencapaian tujuan dengan halang rintang yang dapat menimbulkan masalah, unsurnya yakni berupa resiko dan faktor eksternal yang tidak terduga. Persaingan yang massif dari kompetitor hingga manajemen yang lemah adalah satu dari sekian banyak kendala yang dapat mengancam kinerja perusahaan.

Siapa yang Melakukan Analisis SWOT

Teknik Analisis SWOT dapat dilakukan oleh para eksekutif dalam mengelola pengembangan dan perubahan organisasi, melalui konsep pendekatan oleh para praktisi perusahaan diantaranya pimpinan perusahaan sebagai kepala perencana, dan dewan direksi yang berfungsi sebagai tim perencanaan.
Penilaian dilakukan oleh tingkat manajerial dengan target karyawan maupun pelanggan, media dapat berupa kuesioner yang diisi oleh masing-masing personal untuk mendapatkan bobot data yang utuh.
Analisa yang dilakukan oleh manajemen dilihat dari sudut pandang pada berbagai aspek, agar dapat merepresentasikan kondisi sebenarnya, kemudian dapat mengambil keputusan yang tepat untuk langkah kedepannya.

Tips dan Pertanyaan dalam Analisis SWOT

Penerapan analisis SWOT dalam lingkungan perusahaan bisa dimulai dengan melakukan pendataan satu persatu hal yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan, kemudian peluang dan ancaman yang sering dihadapi. Jenis pertanyaan dapat dijabarkan secara sederhana diantaranya sebagai berikut:

  1. Kekuatan (strengths)
    • Apa saja kekuatan yang dimiliki?
    • Siapa saja yang memiliki kekuatan tersebut?
    • Kapan kekuatan tersebut bisa dimanfaatkan?
    • Mengapa kekuatan tersebut dapat menuntun pada tujuan?
    • Dimana kekuatan tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal?
    • Bagaimana cara mengoptimalkan kekuatan tersebut?

  2. Kelemahan (weaknesses)
    • Apa saja kelemahan yang sering muncul?
    • Siapa saja yang terindikasi memiliki kelemahan tersebut?
    • Pada saat kapan kelemahan tersebut hadir?
    • Mengapa kelemahan tersebut dapat menghambat?
    • Dititik mana kelemahan tersebut sering muncul?
    • Bagaimana cara meminimalisir kelemahan tersebut?

  3. Kesempatan (opportunities)
    • Apa bentuk kesempatan yang sering muncul?
    • Siapa saja yang memberikan peluang tersebut?
    • Kapan biasanya kesempatan itu datang?
    • Mengapa kesempatan tersebut dapat memuluskan jalan menuju tujuan?
    • Dimana kesempatan tersebut sering timbul?
    • Bagaimana cara mengoptimalkan kesempatan yang sudah ada?

  4. Ancaman (threats)
    • Apa saja ancaman yang sering ditemui?
    • Siapa saja yang menimbulkan ancaman tersebut?
    • Kapan ancaman tersebut datang?
    • Mengapa ancaman tersebut begitu menghambat operasional?
    • Dimana ancaman dapat dijumpai?
    • Bagaimana cara menghindari ancaman itu?
Jawaban yang dirangkum dari contoh pertanyaan tersebut dapat dituangkan dalam tabel maupun diagram sebagai alat ukur gambaran dari situasi dan kondisi terkini organisasi atau perusahaan. Data yang dikumpulkan dapat berbentuk numerik (angka), observasi deskriptif maupun hasil wawancara.
Analisa yang diambil dapat bersumber dari faktor internal (kekuatan dan kelemahan) maupun eksternal perusahaan (kesempatan dan hambatan), tidak lupa untuk mempertimbangkan kemungkinan alternatif dari keempat komponen SWOT tersebut.
Hasil dari analisis SWOT dapat membentuk perencanaan sebagai pendekatan strategi bisnis berdasarkan peluang yang ada, dan memiliki arah tujuan yang jelas dalam jangka panjang.
Untuk mendukung bisnis, jangan lupa sediakan pengalaman user experience atau customer experience terbaik bagi pelanggan. Cek bagaimana Payment gateway dapat meningkatkan customer satisfaction bisnismu
Kesimpulannya, analisis SWOT digunakan untuk memetakan kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dengan tujuan untuk memilah hal yang mempengaruhi keempat faktor tersebut sebagai tahapan evaluasi untuk mencapai tujuan, bagi suatu entitas komersil maupun nonkomersial. Penyajiannya umum dipakai untuk melihat situasi masa kini bahkan sebagai bahan prediksi masa depan.
Silahkan bergabung dan lihat sendiri bagaimana kami dapat membantu bisnis dan menangani pengalaman transaksi pelanggan Anda.

Cashless Society: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan

Penetrasi arus digital telah memasuki berbagai lini kehidupan, salah satunya telah mengubah lanskap ekonomi secara menyeluruh dan membentuk masyarakat yang menuntut layanan keuangan dalam genggaman.
Inovasi teknologi dengan aplikasi dalam smartphone yang terhubung secara online membuka lebar pintu gerbang digitalisasi ekonomi dan keuangan bagi seluruh masyarakat, termasuk segmen masyarakat unbanked dan UMKM. Dimana menurut laporan Bank Indonesia, 51% penduduk dewasa Indonesia belum tersentuh layanan perbankan.
Variasi, inovasi, dan kompleksitas sistem pembayaran terwujud dalam pengembangan fast payment dan perluasan gerbang pembayaran nasional, yang kemudian membentuk kelompok besar masyarakat praktisi transaksi virtual, atau Cashless Society.
Untuk mengenal lebih dekat Cashless Society, simak ulasan yang kami rangkum berikut ini.

Definisi Cashless Society

Definisi dari cashless society adalah kelompok masyarakat yang menerapkan transaksi non tunai sebagai bentuk adaptasi terhadap hadirnya teknologi digital. Atau banyak yang menganggap cashless society sebagai suatu gerakan gaya hidup dari transaksi yang bersifat konvensional ke arah modern.
Penyesuaian orientasi ini didukung oleh perluasan akses keuangan melalui pemanfaatan instrumen dan kanal pembayaran non tunai.
Bentuk kanal digital yang umum digunakan saat ini seperti dompet elektronik atau e-wallet, QRIS, mobile banking, internet banking, dan kartu perbankan. Instrumen tersebut dikeluarkan oleh Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) berupa Bank atau Lembaga Selain Bank, yang memfasilitasi transaksi pembayaran non tunai kepada masyarakat melalui instrumen pembayaran online.
Aktivitas harian yang berkaitan erat dengan perilaku cashless society diantaranya:
  1. Berbelanja barang kebutuhan;
  2. Pengiriman barang;
  3. Pemesanan makanan;
  4. Reservasi hotel;
  5. Pemesanan transportasi;
  6. Aktivitas simpan pinjam;
  7. Transfer dana;
  8. Pembelian tiket; dan
  9. Pembayaran tagihan dan iuran.
Platform digital yang menjamur dalam berbagai layanan tersebut secara drastis mempengaruhi perilaku transaksi dan pola konsumsi masyarakat, mengubah kebiasaan sedikit demi sedikit ke arah trend virtual.

Kelebihan Cashless Society

  1. Terhindar Dari Kendala Pembayaran Tunai
  2. Masalah yang selalu berputar dalam proses pembayaran tunai ialah uang tidak bisa diterima karena lusuh, sobek, atau tidak layak edar. Belum lagi mata rantai peredaran uang palsu yang tidak kunjung putus, keresahan-keresahan tersebut secara tidak langsung melahirkan solusi baru seiring berkembangnya era digitalisasi keuangan di tengah masyarakat.

  3. Efektivitas dan Efisiensi Transaksi
  4. Masyarakat cashless tidak perlu membawa uang dalam jumlah besar ketika bepergian, hanya dengan berbekal kartu perbankan maupun ponsel pintar, semua aktivitas dapat berjalan tanpa ada istilah “dompet tertinggal” atau “belum tarik tunai”.
    Cashless society menerapkan transaksi non tunai untuk menghindari adanya kesalahan hitung atau human error saat melakukan penjumlahan atau mengembalikan sisa pembayaran.

  5. Promo Merchant
  6. Gelora cashless juga disokong oleh merchant-merchant dengan memberikan promo menarik bagi pengguna layanan yang melakukan transaksi non tunai. Sehingga hal ini semakin mendorong tumbuhnya minat masyarakat untuk menggunakan jasa merchant tersebut.

  7. Real Time
  8. Kirim uang tanpa terhalang oleh jam operasional Bank, pesan dan bayar tiket pesawat untuk situasi mendadak, hingga pembelian token listrik melalui e-commerce tanpa perlu ribet mendatangi kantor pelayanan. Gambaran kemudahan tersebut adalah kondisi layanan real time dalam penerapan transaksi non tunai, yang dapat dilakukan saat itu juga dan umum ditemukan pada ekosistem cashless society.

Kekurangan Cashless Society

  1. Cyberattack Atau Cybercrime
  2. Elektronifikasi menimbulkan risiko tersendiri bagi penggunanya, diantaranya berupa tindak kriminal dalam dunia maya seperti serangan terhadap sistem perbankan, pencurian data pribadi, penyusupan ke perangkat elektronik pribadi, hingga pencurian saldo. Cyberattack maupun cybercrime yang menyusup ini menjadi batu sandungan bagi pemangku kebijakan dan masyarakat yang tengah menikmati abad digital.

  3. Hedonisme
  4. Kemudahan yang didapat dari transaksi online pada cashless society ialah tidak terkontrolnya pengeluaran. Belanja tanpa perlu keluar rumah hingga isi saldo pembayaran tanpa perlu ribet, akan semakin mendukung gaya hidup ke arah hedonisme.

  5. Keterbatasan Akses
  6. Kekurangan lainnya yang terjadi ialah keterbatasan akses, dimana pilar utama pada sistem online adalah perangkat keras berupa smartphone, komputer dan laptop yang terhubung dengan layanan internet. Maka perilaku ini hanya bisa dinikmati oleh area yang sudah terjamah listrik, dan kepada kalangan yang sudah mengenal ponsel dan mengerti alur transaksi online.

Perkembangan Cashless Society di Indonesia

Jejak perkembangan era digitalisasi di Indonesia bermula dari hadirnya layanan internet yang merambah sektor-sektor kehidupan. Mulai dibangunnya toko online oleh anak bangsa, aplikasi penyedia jasa segala kebutuhan, hingga lembaga non bank yang dapat memberikan pinjaman, adalah awal mula masuknya budaya non tunai hingga kini.
Hal ini didukung juga dengan munculnya Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang diusung Bank Indonesia pada 14 Agustus 2014. Indikator-indikator pendukung tersebut yang kemudian membentuk ekosistem cashless society.
Meluasnya alternatif kanal pembayaran dan penambahan fitur internet dan mobile banking semakin mendorong pemanfaatan transaksi non tunai ini. Akseptasi pembayaran digital pada masyarakat juga terus berkembang dengan infrastruktur dan instrumen pembayaran retail.
Pergeseran perilaku transaksi masyarakat dari tunai ke nontunai ini juga didukung oleh pemerintah melalui transformasi digital perbankan yang tersambung antara bank dengan penyedia layanan fintech menggunakan standar open API.
Sejauh mana implementasi perilaku cashless maupun cardless yang berkembang pada masyarakat Indonesia masa kini?
Data yang dirangkum Bank Indonesia melaporkan transaksi non tunai melalui BI-FAST, pada bulan April 2022 tumbuh sebesar 51,88% (month to month), mencapai Rp100,25 triliun dan secara volume tumbuh 32,72% (month to month), mencapai 24,55 juta transaksi.
Kemudian pada bulan Agustus 2022, BI mencatat transaksi uang elektronik tumbuh 43,24% dari tahun sebelumnya, dan nilai transaksi digital banking meningkat 31,40% (year on year). Nilai transaksi uang elektronik terus berkembang pesat pada bulan September, tercatat lebih tinggi 33,71% secara (year on year).
Angka-angka di atas memberikan gambaran informasi atas beralihnya pemanfaatan pembayaran yang lebih diminati oleh masyarakat. Perubahan perilaku ini patut diimbangi oleh penerapan regulasi yang tidak hanya menguntungkan produsen, namun juga melindungi konsumen dari ancaman yang dapat muncul atas perubahan zaman.

Payment Gateway Era Cashless Society

Cashless Society disokong oleh sektor pemerintah maupun swasta, dengan adanya berbagai teknologi yang diciptakan untuk menyempurnakan ekosistem non tunai tersebut. Salah satunya melalui Payment Gateway, yang menyambungkan jalur transaksi merchant melalui website atau aplikasi mereka dengan gerbang pembayaran online.
Penyedia fitur Payment Gateway sebaiknya telah memiliki izin dengan sertifikasi terpercaya, DUITKU misalnya. DUITKU telah terdaftar sebagai Electronic System Operators (ESO) di Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo), dengan nomor izin 000972.01/DJAI.PSE/06/2021.
Dengan infrastruktur dan sistem yang berstandar internasional, Duitku dapat langsung terintegrasi dengan varian bisnis online kamu, Kami akan menjamin kecepatan, stabilitas, dan keamanan prosesnya.
Tunggu apa lagi? sambungkan dengan Payment Gateway DUITKU untuk mengikuti arus digitalisasi industri kontemporer masa kini.

Net Promoter Score: Pengertian, Rumus dan Manfaat

Mendongkrak laba perusahaan tidak hanya dengan meningkatkan kinerja operasional, inovasi produk, atau bahkan suntikan dana besar investor sekalipun. Melihat begitu uniknya trend yang terjadi saat ini, kesetiaan pelanggan menjadi kunci utama dalam menaikan grafik omset perusahaan.
Karena istilah “repeat order” lebih manis dibandingkan dengan saat pertama kali “closing”.
Loyalitas pelanggan bersumber dari antusiasme hingga kepuasan membeli barang atau jasa kamu. Produk kompetitor mungkin saja bisa lebih berkualitas, atau bisa dijangkau dengan harga yang rendah. Namun, perbedaan yang mencolok adalah ketika kamu bisa memberikan nilai (value) perusahaan.
Cara mengukur loyalitas pelanggan salah satunya yakni dengan mempraktekkan metode Net Promoter Score, menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Pertanyaan secara spesifik akan ditanyakan kepada pelanggan dengan topik berupa kepuasan layanan.

Pengertian Net Promoter Score

Net Promoter Score adalah sistem pengukuran yang menilai pengalaman pelanggan dan memprediksi pertumbuhan bisnis. Lebih lengkapnya, net promoter score memberikan skala data agar manajemen mengetahui pemetaan pelanggannya.
Net Promoter Score akan selalu berhubungan dengan:
  1. Indikator berupa skor, nilai, angka, metrik, dan data;
  2. Sifat pelanggan berupa perilaku, kepuasan, antusiasme, maupun kesetiaan;
  3. Subjek yang diteliti yakni konsumen atau pelanggan;
  4. Objeknya yaitu produk barang atau jasa; dan
  5. Pengguna media net promoter score yaitu perusahaan atau kamu sebagai pemilik usaha.
Net promoter score adalah indikator utama dari pertumbuhan industri yang memberikan jangkar terbaik untuk program Manajemen Pengalaman Pelanggan (Customer Experience Management). Menghasilkan laporan yang komprehensif dan dapat ditindaklanjuti.
Net promoter score dipakai sebagai ukuran utama dari keseluruhan persepsi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan oleh pelaku bisnis.

Jenis Responden Net Promoter Score

Jenis Responden net promoter score dikelompokkan sebagai berikut:
  1. Promotor atau Promoters (skor 9-10) adalah penggemar setia yang mau membeli dan merekomendasikan produk kepada orang lain, sebagai indeks pendorong pertumbuhan bisnis;
  2. Pasif atau Passives (skor 7-8) pelanggan puas tetapi tipikal yang tidak antusias dan rentan terhadap penawaran kompetitor; dan
  3. Pencela atau Detractors (skor 0-6) adalah pelanggan yang tidak bahagia, dapat merusak reputasi brand kamu, dan menghambat pertumbuhan melalui kata-kata negatif yang disebarkan dari mulut ke mulut.
Perhitungan net promoter score diawali oleh pertanyaan kunci yang menghasilkan kategori jawaban dengan bobot skala 0 sampai 10.
Skor median yang ideal wajib berkisar antara 9-10, dengan mayoritas pelanggan menjadi pendukung atau promoter untuk bisnis kamu, dimana mereka secara sukarela membagikan pengalaman mereka, dan mendorong orang lain untuk bergabung.

Mengapa Net Promoter Score Penting Bagi Bisnis

  1. Memetakan Pelanggan
  2. Seperti yang kita ketahui, pelanggan akan terbagi menjadi 3 kategori berdasarkan hasil analisis net promoter score, dimana pelanggan setia kamu adalah hasil dari pelanggan yang merekomendasikan produk kamu (promoter) dikurangi pelanggan yang kurang mau membeli (detractor).

  3. Mengukur perilaku
  4. Berdasarkan penelitian Reichheld, perusahaan yang mempunyai kinerja terbaik umumnya ialah perusahaan yang mempunyai banyak net promoter. Artinya, jumlah pelanggan yang mau membeli dan merekomendasikan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pelanggan yang tidak berminat membeli dan menjelek-jelekan produk.

  5. Media Pembanding
  6. Hasil investigasi sistematik yang dapat diukur secara pasti memberikan informasi mengenai perbandingan atas performa suatu bisnis dalam berbagai periode, selain itu net promoter score juga dapat digunakan sebagai bukti bahwa perusahaan kamu lebih menonjol dari pesaing.

  7. Pengambilan Keputusan
  8. Apapun jenis evaluasinya, tujuan yang ingin dicapai ialah mencari faktor fundamental sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Begitu halnya dengan metode net promoter score ini yang berkaitan dengan manajemen kepuasan pelanggan dan hal lain yang berhubungan dengan itu.

Contoh Pertanyaan Net Promoter Score

Preferensi pelanggan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu, meskipun saat ini kamu dapat mencapai skor net promoter yang positif, bukan berarti nilai tersebut akan bertahan dalam beberapa bulan kedepan. Maka dari itu, untuk mengetahui jumlah net promoter score bisnis kamu, perlu disusun pertanyaan-pertanyaan mendasar terkait kepuasan pelanggan.
Segmen pertanyaan pertama yaitu meminta pelanggan kamu untuk menilai bisnis, produk, atau layanan pada skala 0 hingga 10, kategori pertanyaan penilaian. Pertanyaan kedua ialah pertanyaan lanjutan dan terbuka tentang mengapa angka spesifik tersebut diberikan.
  1. Pada skala 0 sampai 10, seberapa besar kemungkinan Anda akan merekomendasikan produk (barang atau jasa) kami kepada teman atau kolega?
  2. Apa alasan utama Anda memberikan skor tersebut?
Varian dari pertanyaan pertama dapat kamu perhalus dengan menampilkan frasa yang lebih menarik seperti misalnya:
  1. Seberapa besar kemungkinan Anda untuk merekomendasikan (nama perusahaan/produk) kepada teman atau kolega Anda? (Silakan beri penilaian dari skala 0 sampai 10).
Apabila pelanggan memberikan jawaban dengan skor buruk, maka kamu dapat melontarkan pertanyaan terbuka untuk mengisi pertanyaan selanjutnya, seperti:
  1. Apa yang membuat Anda kecewa atas pelayanan kami?
Kemudian pertanyaan lainnya masih menanyakan seputar pengalaman, seperti:
  1. Bagian mana dari fitur produk kami yang paling Anda sukai?
  2. Bagaimana produk kami dapat memenuhi kebutuhan Anda?
  3. Masalah apa yang ingin Anda selesaikan dengan menggunakan produk kami?
  4. Mengapa Anda lebih memilih produk kami daripada produk lain yang serupa?
  5. Apa satu hal yang bisa kami lakukan untuk membuatmu lebih bahagia?
Untuk mengungkapkan rasa terima kasih kamu kepada pelanggan, maka tidak lupa untuk menyelipkan pesan terima kasih dan gerakan tindak lanjut pasca survei, yang substansinya dibedakan berdasarkan 3 kategori customers pada net promoter score.

Cara Menghitung Net Promoter Score

Katakanlah kamu mendapatkan 100 hasil survey dari responden, apabila dari hasil survey tersebut jumlah detractor 20% responden, dan 20% responden terindikasi pasif, kemudian 60% responden adalah promoter, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
Net Promoter Score = Promoter – Detractor
Jadi 60% – 20% = 40% adalah jumlah net promoter score kamu.Sehingga dapat disimpulkan net promoter score perusahaan kamu masih menduduki angka yang positif.
Sampai pada kesimpulan, dimana kepuasan pelanggan adalah hal utama yang menjadi prioritas setiap penjual. Dengan menyediakan pengalaman berbelanja terbaik, seperti fitur check out instant pada laman bisnis online kamu. Dengan DUITKU Payment Gateway, hal ini bisa jadi mudah!
DUITKU telah mengantongi izin dari Bank Indonesia sehingga transaksi kamu akan lebih aman dan terjamin. Untuk informasi lebih lanjut, kamu bisa cek disini.